Selasa, 04 Februari 2014

KENA GENDAM LEWAT TELEPON


Hai hai.. aku lagi semangat banget nih buat cerita, beneran suer.. kalo inget bisa bikin aku ngakak terus wkwk. Cerita ini baru saja belum setengah jam yang lalu aku alami, yang membuat aku bisa marah-marah, maki-maki ibu aku sendiri ! serem ya? *anak durhaka* haha, tapi bukan durhaka jahati ibu sendiri lho...
Jadi ceritanya gini, jam setengah 10 aku yang lagi nonton tipi denger suara hp dirumah. Karena bunyinya sangat keras kayak bom *lebay*, aku segera lari 1000 langkah buat ambil tuh hp biar nggak bikin kuping budeg hihi. Aku angkatlah itu telepon dengan suara merduku berkata hallo, eh apa assalamu’alaikum aku lupa *nggak penting*. Karena nomer nya nggak ada di kontak, bertanyalah aku, “niki sinten?” (ini siapa?), terus jawaban yang aku denger nggak jelas gitu itu apaan. Aku bertanyalah kembali niki sinten, eh malah dibales “kok niki sinten”. Karena aku kira kupingku yang budeg dan males sama urusan gituan, aku serahterimakan lah hp yang mewah tersebut *padahal hp asiafone wkwk* kepada ibuku tercinta. Mulai bercakap-cakap lah si penelepon dengan ibuku sayang yang aku denger banget ibuku ngomong apa *ibuku kalo ngomong di telepon keras banget wkwk*. Aku denger ibuku juga agak nggak paham yang telepon siapa, sedangkan aku di depan tipi sambil mengerutkan kening karena penasaran siapa yang telepon plus bahas apa *lihat tipi diiringi suara ibuku, jadi nggak tau tipinya ngomong apa wkwk*. Terus ibuku manggil aku tuh suruh ngomong di telepon, tambah bingunglah aku. Aku tanya pada beliau “nopo buk?”(kenapa buk?). jawabannya sambil agak panik “iki om gianto keno tilang kon ngisi pulsa 300rb”. Terus aku jawab deh “kui ngapusi buk, penipuan!”. Eh aku ngomong gitu malah ibukku nggak percaya coba. Sebagai anak, nggak dipercayai ibu sendiri bagaikan hati yang disayat-sayat dengan bambu *ih apaan coba*. Terus ibuku ngomong ditelepon sama yang si om gianto itu bahwa anaknya nggak percaya. Ngototlah sambil marah-marah nesu-nesu si om gianto itu sama ibu, dia pengen ngomong sama aku juga. Aku menolak mentah-mentah ajakan yang menggiurkan itu *ha? Apaan haha*. Karena ibuku ngotot dan memaksa aku untuk menerima teleponnya, aku terimalah telepon itu sambil ndengerin si om gianto itu marah-marah ke aku kayak orang yang jengkel banget ke aku. Terus langsung aku kasih teleponnya ke ibuku karna males buat dengerin nada yang sangat indah dari seberang sana *???*.
Ibuku terus ngomong sama si penelepon yang mulia itu *haha* dan ibuku juga terus meyakinkan dirinya bahwa itu om gianto dengan menanyakan benar atau tidak bahwa dia bernama ginato, siapa istrinya, siapa anaknya, siapa mertuanya lengkap banget pokoknya *kenapa ibuku nggak tanya siapa orangtuanya? Karna ibuku nggak tau nama orangtuanya om ku itu wakakaka*. Si om itu malah marah-marah sama ibuku coba, bilang nggak percaya sama sodara lah, bla bla bla. Karna dasar ibuku orang yang panikan ibuku percaya aja dengan itu. Mengingat pihak kepolisian mengancam om gianto bakal ditahan kalo tidak segera ngirim pulsa. Sementara dirumah suasana sangat menegangkan. Aku sebagai anak yang baik hati, ramah, suka menolong dan rajin menabung *boleh ngakak?* langsung berubah 179 derajat *udah diukur pake busur ya*. Aku terus ngomong bahwa itu penipuan, tapi apa daya bagai pungguk merindukan bulan *apasih*, ibuku yang selama ini telah mengandungku selama 9 bulan 10 hari dan membesarkan aku selama 18 tahun 7 bulan 23 hari 7 jam *udah tua ya aku -_-* nggak percaya sama aku OMG !!! aku terus menyuruh ibuku untuk ngomong, YA BAKAL SEGERA DIKIRIM *padahal nggak mau dikirim wkwk* dan menutup telponnya, dan itu terus aku ucapkan sebanyak 7,5 kali *pake setengah -_-* dan ibuku tetep keukeuh nggak mau nutup teleponnya dan terus meyakinkan aku bahwa itu om gianto. Aku terus marah-marah bahwa itu penipuan, tapi nggak ngefek sekalipun -_-. Si penelepon juga menyuruh ibuku buat tidak menutup teleponnya dan diberi waktu 10 menit untuk segera mengisi pulsa dan ibuku mengiyakannya. Aku terus berusaha untuk bilang bahwa itu penipuan, tapi selalu gagal. Ibuku pun mencatat juga nomer hp yang harus dikirim pulsa tersebut. Aku ngomong sama ibuku bilang bahwa dirumah adanya motor dan nggak bisa naik motor *yang ini beneran* sekaligus tempat jualan pulsa juga sedang kebanjiran, ibuku tetep ngotot pengen pinjem sepeda ke tetangga. Aku disuruh menemaninya dan aku menolak mentah-mentah. Aku tanya ibuku “nek kui penipuan ibuk ikhlas duit 300rb ne ilang?” ibuku langsung jawab YA bayangkan ! aku pun menyuruh ibuku untuk beli pulsa itu sendirian, awalnya ibuku bilang ya, dia mau sendirian, tapi berubah pikiran suruh sama aku juga mengingat ibuku nggak tau caranya beli pulsa *sumpah demi apa?*. akupun terus menolak, mengingat aku masih pake celana selutut + kaos padahal aku keluar harus pake jilbab *anak alim* dan aku belum mandi *bau bau deh*. Sambil kesal akupun menuruti ibuku dan segera mengunci pintu. Dan untungnya banyak tetangga yang sedang diluar rumah dan menanyai ibuku mau kemana, ibuku pun cerita singkat sambil panik., sementara aku mukaku tuga perempat kesel banget ! tetangga-tetanggaku pun segera menyadarkan ibuku bahwa itu penipuan, tapi ibuku tetep keukeuh dan nggak percaya. Kejadian itu terus berlangsung dengan panggilan hp tidak dimatikan mengingat si om itu menyuruh tidak boleh dimatikan. Karena aku didukung orang banyak, aku berhasil merayu ibuku untuk mematikan hp nya dan segera lihat kontak dan ternyata di kontak nggak ada nomer om gianto -___-. Akupun kepikiran untuk melihat kontak hp ku dan nemu nomer istrinya. Segeralah aku telepon istrinya untuk segera mengirimiku nomer om gianto, sedangkan ibuku duduk lemas dengan keadaan panik. Setelah dapat nomer om gianto, aku teleponlah dia. Tanya dia ada dimana. Dan apa jawabannya?????? Tereng tereng tereng “aku ijek neng kejaan”(aku masih di tempat kerja). Nah kan apa aku bilang ! aku langsung ngomong ke ibuku bahwa om gianto lagi di tempat kerja, bukan di kepolisian hahaha. Tetangga-tetangga ku pun ikut ketawa wkwk. Akupun memberi teleponnya agar ibuku ngomong sama si om gianto asli. Ibuku lemes hahaha.
Nah itu dapat dijadikan pengalaman berharga teman-teman. Jangan sampai terkena penipuan seperti itu. Ibuku seperti terkena hipnotis karena ibuku sangat sangat ngotot ingin sekali menuruti permintaan si penelepon tanpa berpikir secara logis. Padahal akupun sudah pernah peringatkan ibuku jauh-jauh hari bahwa jangan gampang percaya sama omongan di telepon yang nomernya tidak ada di kontak, tapi tetap saja terkena tipu. Marilah jadikan ini pelajaran bersama dan ingatkan orang-orang terdekat tentang aksi-aksi kriminal seperti ini.
Oh iya, asal kalian tau, si penelepon terus menelepon sebanyak 7kali karna setelah kami tau itu penipuan, aku riject terus itu telepon. Tapi si penipu nggak patah semangat, dia kirim sms ancaman ke kami dan aku jawab sesuka hati wkwk. Contoh sms ku nih “hahaha. Boleh ngakak?”. Eh si penelepon tetep berani sms bahwa kami akan dijemput untuk ke kantor, mau dibikinin surat penangkapan segala. Pokoknya lucu abis deh haha.
Intinya gini, jika ada telepon nggak jelas asalnya, ntah ngaku-ngaku siapa jangan langsung percaya. Coba cek orang yang sebenarnya itu melalui nomer aslinya. Pokoknya cek kebenarannya terlebih dahulu. Oiya ini yang sangat penting, dipikir dulu secara logika yaaa.
Salam Sukses

Tidak ada komentar:

Posting Komentar