Hai hai.. aku lagi
semangat banget nih buat cerita, beneran suer.. kalo inget bisa bikin aku
ngakak terus wkwk. Cerita ini baru saja belum setengah jam yang lalu aku alami,
yang membuat aku bisa marah-marah, maki-maki ibu aku sendiri ! serem ya? *anak
durhaka* haha, tapi bukan durhaka jahati ibu sendiri lho...
Jadi ceritanya gini,
jam setengah 10 aku yang lagi nonton tipi denger suara hp dirumah. Karena bunyinya
sangat keras kayak bom *lebay*, aku segera lari 1000 langkah buat ambil tuh hp
biar nggak bikin kuping budeg hihi. Aku angkatlah itu telepon dengan suara
merduku berkata hallo, eh apa assalamu’alaikum aku lupa *nggak penting*. Karena
nomer nya nggak ada di kontak, bertanyalah aku, “niki sinten?” (ini siapa?),
terus jawaban yang aku denger nggak jelas gitu itu apaan. Aku bertanyalah
kembali niki sinten, eh malah dibales “kok niki sinten”. Karena aku kira
kupingku yang budeg dan males sama urusan gituan, aku serahterimakan lah hp
yang mewah tersebut *padahal hp asiafone wkwk* kepada ibuku tercinta. Mulai
bercakap-cakap lah si penelepon dengan ibuku sayang yang aku denger banget
ibuku ngomong apa *ibuku kalo ngomong di telepon keras banget wkwk*. Aku denger
ibuku juga agak nggak paham yang telepon siapa, sedangkan aku di depan tipi
sambil mengerutkan kening karena penasaran siapa yang telepon plus bahas apa *lihat
tipi diiringi suara ibuku, jadi nggak tau tipinya ngomong apa wkwk*. Terus ibuku
manggil aku tuh suruh ngomong di telepon, tambah bingunglah aku. Aku tanya pada
beliau “nopo buk?”(kenapa buk?). jawabannya sambil agak panik “iki om gianto
keno tilang kon ngisi pulsa 300rb”. Terus aku jawab deh “kui ngapusi buk,
penipuan!”. Eh aku ngomong gitu malah ibukku nggak percaya coba. Sebagai anak,
nggak dipercayai ibu sendiri bagaikan hati yang disayat-sayat dengan bambu *ih
apaan coba*. Terus ibuku ngomong ditelepon sama yang si om gianto itu bahwa
anaknya nggak percaya. Ngototlah sambil marah-marah nesu-nesu si om gianto itu
sama ibu, dia pengen ngomong sama aku juga. Aku menolak mentah-mentah ajakan
yang menggiurkan itu *ha? Apaan haha*. Karena ibuku ngotot dan memaksa aku untuk
menerima teleponnya, aku terimalah telepon itu sambil ndengerin si om gianto
itu marah-marah ke aku kayak orang yang jengkel banget ke aku. Terus langsung
aku kasih teleponnya ke ibuku karna males buat dengerin nada yang sangat indah
dari seberang sana *???*.
Ibuku terus ngomong
sama si penelepon yang mulia itu *haha* dan ibuku juga terus meyakinkan dirinya
bahwa itu om gianto dengan menanyakan benar atau tidak bahwa dia bernama
ginato, siapa istrinya, siapa anaknya, siapa mertuanya lengkap banget pokoknya
*kenapa ibuku nggak tanya siapa orangtuanya? Karna ibuku nggak tau nama
orangtuanya om ku itu wakakaka*. Si om itu malah marah-marah sama ibuku coba,
bilang nggak percaya sama sodara lah, bla bla bla. Karna dasar ibuku orang yang
panikan ibuku percaya aja dengan itu. Mengingat pihak kepolisian mengancam om
gianto bakal ditahan kalo tidak segera ngirim pulsa. Sementara dirumah suasana
sangat menegangkan. Aku sebagai anak yang baik hati, ramah, suka menolong dan rajin
menabung *boleh ngakak?* langsung berubah 179 derajat *udah diukur pake busur
ya*. Aku terus ngomong bahwa itu penipuan, tapi apa daya bagai pungguk merindukan
bulan *apasih*, ibuku yang selama ini telah mengandungku selama 9 bulan 10 hari
dan membesarkan aku selama 18 tahun 7 bulan 23 hari 7 jam *udah tua ya aku -_-*
nggak percaya sama aku OMG !!! aku terus menyuruh ibuku untuk ngomong, YA BAKAL
SEGERA DIKIRIM *padahal nggak mau dikirim wkwk* dan menutup telponnya, dan itu
terus aku ucapkan sebanyak 7,5 kali *pake setengah -_-* dan ibuku tetep keukeuh
nggak mau nutup teleponnya dan terus meyakinkan aku bahwa itu om gianto. Aku terus
marah-marah bahwa itu penipuan, tapi nggak ngefek sekalipun -_-. Si penelepon
juga menyuruh ibuku buat tidak menutup teleponnya dan diberi waktu 10 menit
untuk segera mengisi pulsa dan ibuku mengiyakannya. Aku terus berusaha untuk
bilang bahwa itu penipuan, tapi selalu gagal. Ibuku pun mencatat juga nomer hp
yang harus dikirim pulsa tersebut. Aku ngomong sama ibuku bilang bahwa dirumah
adanya motor dan nggak bisa naik motor *yang ini beneran* sekaligus tempat
jualan pulsa juga sedang kebanjiran, ibuku tetep ngotot pengen pinjem sepeda ke
tetangga. Aku disuruh menemaninya dan aku menolak mentah-mentah. Aku tanya
ibuku “nek kui penipuan ibuk ikhlas duit 300rb ne ilang?” ibuku langsung jawab
YA bayangkan ! aku pun menyuruh ibuku untuk beli pulsa itu sendirian, awalnya
ibuku bilang ya, dia mau sendirian, tapi berubah pikiran suruh sama aku juga
mengingat ibuku nggak tau caranya beli pulsa *sumpah demi apa?*. akupun terus
menolak, mengingat aku masih pake celana selutut + kaos padahal aku keluar
harus pake jilbab *anak alim* dan aku belum mandi *bau bau deh*. Sambil kesal
akupun menuruti ibuku dan segera mengunci pintu. Dan untungnya banyak tetangga
yang sedang diluar rumah dan menanyai ibuku mau kemana, ibuku pun cerita
singkat sambil panik., sementara aku mukaku tuga perempat kesel banget !
tetangga-tetanggaku pun segera menyadarkan ibuku bahwa itu penipuan, tapi ibuku
tetep keukeuh dan nggak percaya. Kejadian itu terus berlangsung dengan panggilan
hp tidak dimatikan mengingat si om itu menyuruh tidak boleh dimatikan. Karena aku
didukung orang banyak, aku berhasil merayu ibuku untuk mematikan hp nya dan
segera lihat kontak dan ternyata di kontak nggak ada nomer om gianto -___-. Akupun
kepikiran untuk melihat kontak hp ku dan nemu nomer istrinya. Segeralah aku
telepon istrinya untuk segera mengirimiku nomer om gianto, sedangkan ibuku
duduk lemas dengan keadaan panik. Setelah dapat nomer om gianto, aku teleponlah
dia. Tanya dia ada dimana. Dan apa jawabannya?????? Tereng tereng tereng “aku
ijek neng kejaan”(aku masih di tempat kerja). Nah kan apa aku bilang ! aku
langsung ngomong ke ibuku bahwa om gianto lagi di tempat kerja, bukan di
kepolisian hahaha. Tetangga-tetangga ku pun ikut ketawa wkwk. Akupun memberi teleponnya
agar ibuku ngomong sama si om gianto asli. Ibuku lemes hahaha.
Nah itu dapat
dijadikan pengalaman berharga teman-teman. Jangan sampai terkena penipuan
seperti itu. Ibuku seperti terkena hipnotis karena ibuku sangat sangat ngotot
ingin sekali menuruti permintaan si penelepon tanpa berpikir secara logis. Padahal
akupun sudah pernah peringatkan ibuku jauh-jauh hari bahwa jangan gampang
percaya sama omongan di telepon yang nomernya tidak ada di kontak, tapi tetap
saja terkena tipu. Marilah jadikan ini pelajaran bersama dan ingatkan
orang-orang terdekat tentang aksi-aksi kriminal seperti ini.
Oh iya, asal kalian
tau, si penelepon terus menelepon sebanyak 7kali karna setelah kami tau itu
penipuan, aku riject terus itu telepon. Tapi si penipu nggak patah semangat,
dia kirim sms ancaman ke kami dan aku jawab sesuka hati wkwk. Contoh sms ku nih
“hahaha. Boleh ngakak?”. Eh si penelepon tetep berani sms bahwa kami akan
dijemput untuk ke kantor, mau dibikinin surat penangkapan segala. Pokoknya lucu
abis deh haha.
Intinya gini, jika
ada telepon nggak jelas asalnya, ntah ngaku-ngaku siapa jangan langsung
percaya. Coba cek orang yang sebenarnya itu melalui nomer aslinya. Pokoknya cek
kebenarannya terlebih dahulu. Oiya ini yang sangat penting, dipikir dulu secara
logika yaaa.
Salam Sukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar